Friday 25 July 2008

Kejujuran, Kesimpatian Aku dan Mereka

Jujur mungkin buka kata yang pantas untukku
jujur adalah keadaan yang langka untukku
jujur seakan jauh dariku, sehingga orang-orang akan berfikir berbeda
jujur...entah ada rasa kejujuran dalam diriku

Pernah ada rasa ingin kuungkapkan yang sebenarnya
dan kulepasakan belenggu penahan diri dihatiku
tapi semua seakan tak berguna dan hampa
aku tak berkutik ketika mereka menudingku
hingga perasaanku mati perlahan
dan seperti insan yang tak dilengkapi perasaan
Aku lelah dalam usahaku!!!

Jujur ingin aku luruskan perasaan yang ada
jujur aku benci, jujur aku sakit hati
jujur aku capek, jujur aku bosan
jujur aku lelah, jujur aku ingin memberikan racun mematikan pada mereka
jujur aku ingin mereka merasakan sepertiku, jujur aku ingin hilang
jujur aku ingin tak bersama, jujur aku ingin lenyap dari dunia
jujur aku ingin mati, jujur aku ingin lupa
jujur aku melontarkan makian hingga ku lega
jujur aku ingin lari dari lingkaran yang menyebalkan ini
jujur aku ingin berteriak dan berkata
"Apa salahku??" " Apa yang kurang dari sikapku??"
" Apa yang membuat kalian tega mengatakan salahku, karenaku, kelalaianku, dan buakan hakku??" "Apa yang harus kuperbuat supaya kalian dapat berkata BAGUS!! PINTAR!! BAIK!! Dan apa yang mesti kulakukan untuk kebebasan hati, pikiran dan hakku???"

Tapi semua hanya guratan dalam hatiku
tertanam, bertumpuk dan tumbuh menjadi pohon dendam
yang berakar kebencian dan berbuah keputusasaan
Tumpukan cerita kebohongan kuuntai
membalut sakitku, putus asaku, bosanku, dendamku
karangan kebohongan kurangkai dan kubuat lanjutan perepisodenya
hinggaku dapat tersenyum, tegar, tabah dan bangkit

Aku telah siap jika kebenaran terungkap sebagai tersangka utama dalam roda hidupku
dan lembaran-lembaran karya kebohongannku bertebaran dimukaku
aku siap kepada semua peluru kebencian dan piagam kepercayaanku dihancurkan
aku siapdengan neraka kehidupan selanjutnya
karena neraka untukku telah ada sebelum aku membuat dosa-dosaku
aku siap utuk semuanya
dengan harapan sebelum neraka itu menerimaku
dan segala penjuru menembakku
aku masih dapat tersenyum dalam kebencian
berbagi dalam kebohongan, bersabar dalam dendam
tegar dalam keputus asaan
dan dapt membuat hidupku berarti dalam usaha dan kerja kerasku
berwarna dalam langkahku
dan menjadi cerita dalam nerakaku nanati
cerita tentang hati teriris, penuh kebencian, putus asa, dan dendam
tanpa kejujuran dan kesimpatian aku dan mereka

No comments:

 
menu |Beranda| |Coretanku| |CollectionQu| |Ctt.UsangQu| |Lutuna...| |CorCerQu|